Gambar : infostudikimia.blogspot.com |
Gerakan Langkah Hijau
Gerakan Go Green saat ini semakin meluas, baik di tataran
konsep maupun pelaksanaan. Ya, Go Green merupakan upaya bersama untuk
menyelamatkan kondisi Planet Bumi yang kondisinya makin mengenaskan. Planet
Bumi idealnya menjadi ekosistem yang ideal untuk kehidupan manusia dan mahluk
Bumi lainnya, namun tampaknya kondisi yang terjadi justru makin banyak manusia
yang berperan dalam pengrusakan lingkungan.
Langkah hijau harus dilaksanakan oleh
siapapun yang menjadi warga Bumi. Mulai dari menghemat penggunaan energi BBM.
Caranya,
kurangi frekuensi bepergian dengan kendaraan yang menggunakan BBM,
gunakan sepeda atau sering jalan kaki, jika tidur di kamar matikan lampu,
gunakan kipas angin atau AC seperlunya, usahakan memiliki rumah tinggal dengan
ventilasi yang mencukupi dan memaksimalkan penerangan matahari ke dalam
ruangan.
Penggunaan BBM sebagai sumber energi
terpenting secara perlahan harus mulai dialihkan dengan menggunakan beragam
jenis energi terbarukan, seperti energi surya, energi angin, energi air,
bioenergy.
Mengenal Teknologi Hijau
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan
praktis. Dengan kata lain teknologi merupakan penjabaran dan tindak lanjut dari
ilmu pengetahuan. Teknologi hijau menyangkut
penggunaan metode dan bahan untuk menghasilkan produk dan energi yang bersih
dan ramah lingkungan.
Melalui penerapan teknologi hijau diharapkan melahirkan
inovasi dan perubahan dalam peradaban manusia. Bahkan, laju perkembangannya
diharapkan seperti perkembangan yang pesat dari teknologi informasi dalam dua
dekade terakhir.
Perkembangan teknologi hijau semakin pesat, antara lain
meliputi :
1. Konsep keberlanjutan, di mana kebutuhan
masyarakat secara terus-menerus dapat dipenuhi tanpa merusak atau menghabiskan
sumberdaya alam.
2. Konsep daur ulang, di mana dalam proses
produksi manufaktur dirancang sedemikian rupa supaya dapat didaur-ulang atau
digunakan kembali.
3. Konsep pengurangan limbah dan polusi,
di mana pola produksi dan konsumsi diubah sedemikian rupa sehingga hanya
menghasilkan seminimal mungkin limbah dan polusi.
4. Konsep inovasi, dalam hal selalu
berupaya mengembangkan teknologi alternatif.
5. Konsep viabilitas, intinya ialah
bagaimana kegiatan teknologi dan produksi senantiasa ramah lingkungan.
Teknologi hijau antara lain meliputi bidang studi :
1. Energi – Masalah yang paling mendesak
untuk teknologi hijau adalah energi, termasuk pengembangan bahan bakar
alternatif, serta dikembangkannya cara baru untuk menghasilkan energi, termasuk
efisiensi energi.
2. Green building, meliputi segala sesuatu dari pemilihan bahan
bangunan ke lokasi bangunan itu berada. Dalam hal ini metode dan produk yang
digunakan menimbulkan dampak yang sekecil mungkin terhadap lingkungan.
3. Kimia hijau (Green chemistry), dalam
proses penemuan, desain dan aplikasi proses dan produk kimia semaksimal mungkin
menghilangkan penggunaan bahan berbahaya beracun beserta turunannya.
4. Nanoteknologi hijau (Green
nanotechnology), merupakan manipulasi bahan pada skala nanometer, sepermilar
meter. Dalam hal ini Nanoteknologi hijau merupakan penerapan prinsip kimia
hijau dan teknik hijau (Green engineering) untuk beragam bidang.
Gambar : farihinzul1974.blogspot.com |
Teknologi Hijau untuk Planet Bumi yang
Hijau
Jika kita tengok ke masa lampau menuju awal kebangkitan
peradaban manusia, maka salah satu kunci keberhasilannya ialah adanya teknologi
yang terus berkambang. Namun persoalannya di satu sisi aplikasi teknologi dapat
menyebabkan kenyamanan dalam kehidupan umat manusia, ternyata di sisi lainnya
menimbulkan gangguan, bahkan bencana.
Beberapa contoh kasus Tragedi Chernobyl, Bhopal, Minamata,
dan sebagainya, belum termasuk perang berskala kecil sampai berkelas dunia.
Teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat
manusia, di sisi lainnya teknologi digunakan untuk saling membinasakan. Adanya
bom atom, senjata nuklir, senjata kimia sampai senjata biologis, tak lain
merupakan praktek aplikasi teknologi yang salah tempat.
Lantas, bagaimana supaya teknologi dimanfaatkan dengan baik
dan benar? Ya, jawabannya adalah teknologi hijau (green technology) yang
harus diaplikasikan di berbagai penjuru Planet Bumi, oleh siapapun dan
kapanpun. Selain dalam aplikasi, teknologi hijau juga perlu didukung melalui
inovasi. Siapapun berhak memikirkan keberadaan "rumah" tempat
tinggalnya, bagaimana supaya "rumah" tersebut tetap nyaman dan
menyehatkan penghuninya, tentu saja hindari berbagai aktivitas dan pemanfaatan
teknologi yang menimbulkan polutan dan limbah.
Green Campus Jangan Hanya Basa-basi
Trend “Green Campus” sedang berkembang dewasa ini. Sangat penting
untuk dicermati, sampai berapa jauh kiprah perguruan tinggi atau kampus
terhadap pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Jangan sampai ada
kecenderungan peranannya hanya sebatas diskusi, seminar atau lokakarya dan
relative kurang beraksi.
Akibat makin meluasnya industrialisasi
dan makin pesatnya pertambahan jumlah penduduk, maka kerusakan lingkungan
semakin menjadi-jadi. Mutu
lingkungan hidup kian merosot. Hal itu ditandai dengan kemampuannya yang
menurun, hingga tidak lagi memenuhi syarat-syarat atau kelayakan bagi kehidupan
spesies yang ada dibumi, termasuk manusia.
Melihat kondisi tersebut, sudah
sewajarnya perguruan tinggi turut menghambat laju penurunan mutu lingkungan
hidup. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi bisa makin mengintensifkan
penyuluhan mengenai lingkungan hidup. Penelitian menyangkut pemeliharaan dan
kerusakan lingkungan hidup harus lebih ditingkatkan, dengan hasil penelitian yang tidak hanya berakhir
dimeja sidang atau seminar, lantas diarsipkan di perpustakaan. Hasil penelitian
hendaknya dipublikasikan secara luas, hingga masyarakat benar-benar
memanfaatkannnya.
Bagi masyarakat perkotaan bisa
diberikan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah atau pemeliharaan kebersihan
dan keindahan lingkungan perkotaan. Bagi masyarakat pedesaan bisa diberikan
penyuluhan mengenai penghijauan, hutan desa, energy ramah lingkungan.
Bagi pengusaha atau industriawan yang
cenderung melakukan pelimbahan yang melampaui batas, perguruan tinggi pun bisa
melakukan pendekatan, upamanya dengan cara menjalin kerjasama dalam penelitian
mengenai pengurangan kadar limbah, atau merancang alat tertentu yang mampu
mengurangi kadar limbah atau polusi. Perguruan tinggi menyediakan tenaga ahli
dan rancangan, sedangkan pengusaha menyediakan fasilitas dan dana.
Perguruan tinggi pun sudah semestinya
mengadakan komunikasi dengan pihak pengambil keputusan, umpamannya dengan
Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutaan, Perindustrian, Pertanian, Bapedal
(Badan Pengawas Dampak Lingkungan), POLRI, Kejaksaan, dan sebagainya. Kerja
sama tersebut diharapkan mampu menangkal secara dini terjadinya kerusakan
lingkungan hidup.
Gambar : www.saveetha.com |
Kampus Terhijau Sedunia
Tahun 2011 terpilih 178 perguruan tinggi berasal dari 42 negara,
dengan lima teratas University of Nottingham (Inggris), Northeastern University
(AS), University of Connecticut (AS), University College Cork (Irlandia), dan
Linkoping University (Swedia). UI berada pada posisi 22. (Peringkat
2011 di sini)
Lantas, faktor apa yang menjadi dasar pemeringkatan tersebut
? Ternyata mengacu pada hasil
korespondensi dan survei serta pemeringkatan langsung yang dilakukan secara online,
dengan indikator dan kriteria penilaian yang meliputi Pengaturan dan
Infrastruktur, meliputi 20 kriteria,
mulai dari lokasi kampus, luas area termasuk ruang hijau dan terbuka, luas
bangunan, pemakaian listrik, jumlah kendaraan yang dimiliki, jumlah
keluar-masuk mobil, jumlah sepeda, jumlah mahasiswa, jumlah dosen dan admin,
jumlah program yang berhubungan dengan lingkungan yang berkelanjutan, sampai
keberadaan situs web, terutama kaitanya dengan konten informasi mengenai kampus
hijau, kriteria ini diberi pembobotan 24 persen;
Indikator Energi dan Perubahan Iklim, diberi pembobotan 28
persen, meliputi 10 kriteria, antara lain sumber energi terbarukan, program
konservasi energi, elemen bangunan
hijau, adaptasi perubahan iklim dan program mitigasi, kebijakan pengurangan
emisi gas rumah kaca, persentasi luas vegetasi atau hutan kampus, kebijakan
pengurangan pemakaian kertas, dan plastik, kebijakan bebas asap rokok dan bebas
Narkoba.
Indikator Limbah (Sampah),
diberi pembobotan 15 persen, meliputi lima kriteria yaitu program daur
ulang limbah dan sampah, daur ulang limbah beracun, pengelolaan sampah organik,
pengelolaan sampah anorganik, dan metode pembuangan sampah atau limbah.
Indikator Air (penggunaan air), diberi pembobotan 15 persen, meliputi tiga
criteria, yaitu konservasi air, persentasi luas wilayah, serta sistem pipa dan
sumber air.
Transportasi (Sistem Transportasi), terutama keterkaitannya
dengan emisi karbon dan tingkat polusi di sekitar kampus. Indikator ini diberi pembobotan 18 persen, meliputi empat
kriteria, yaitu kebijakan transportasi untuk membatasi jumlah kendaraan
bermotor, kebijakan transportasi untuk mengurangi dan membatasi area parkir,
ketersediaan bus kampus, serta kebijakan mengenai jalur sepeda dan pejalan
kaki. Sedangkan filosofi pemeringkatan meliputi Environment, Economic,
dan Equity atau the three E’ s. (Panduan lengkap di sini).
Menurut Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari M.Sc, MM, profesor bidang teknik komputer dan Kepala Pengembangan dan Pelayanan Sistem
Informasi (PPSI) UI, bahwa UI GreenMetric telah diterima sebagai anggota
International Ranking Expert Group (IREG Observatory) yang berpusat di Belgia, dengan referensi dari US News Ranking, HEEACT
Ranking Taiwan, dan IHEP Washington DC. Menurutnya IREG adalah lembaga yang
penting karena IREG melakukan program audit dan sertifikasi bagi lembaga
pemeringkatan universitas sedunia (dalam Kompas.com)
Apa yang ditempuh UI bisa menjadi inspirasi bagi perguruan
tinggi atau kampus yang ada di dunia untuk segera beralih status menjadi kampus
hijau, di mana keberadaan kampus akan menjadi pionir untuk terwujudnya Planet
Bumi yang hijau. Ribuan perguruan tinggi yang ada di Indonesia selayaknya
berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Daftar
Pustaka
Afia Atep,
2016. Teknologi Hijau untuk Planet Bumi yang Hijau, http://www.kangatepafia.com/2016/02/teknologi-hijau-untuk-planet-bumi-yang_10.html#more
Afia Atep,
2013. Mengenal Teknologi Hijau, http://www.kangatepafia.com/2013/10/mengenal-teknologi-hijau.html#more
Afia Atep,
2013. Green Campus Jangan Hanya Basa-basi, http://www.kangatepafia.com/2013/04/green-campus-jangan-hanya-basa-basi.html#more
Afia Atep,
2013. Kampus Terhijau Sedunia, http://www.kangatepafia.com/2013/04/kampus-terhijau-sedunia.html#more
Afia Atep,
2013. Gerakan Langkah Hijau, http://www.kangatepafia.com/2013/04/gerakan-langkah-hijau.html#more
1 komentar:
KAMPUS SWASTA TERBAIK
KULIAH BIAYA MURAH
KAMPUS SWASTA TERMURAH
KULIAH MURAH SWASTA TERBAIK
Posting Komentar